Penulis: Janice Nathania
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 272 halaman
Genre: Teenlit
Novel Indonesia
Sinopsis :
***
Ashilla Rayanda seorang gadis belia tinggal di sebuah Desa
sepeninggal Ibunya merantau ke Jakarta. Berbekal sebuah alamat yang
ditinggalkan berserta bross pemberian Ayi—teman masa kecilnya. Awal pertama ke
Jakarta ia malah terdampar di sebuah rumah milik keluarga Luzardi dan harus
menerima kenyataan menjadi “Babu” di rumah seseorang yang arogan bernama Aryo
atau yang biasa dipanggil Ryo. Tuan muda yang satu itu angkuh, sombong dan lain
sebagainya. Apalagi first meet-nya
dengan Shilla sangat buruk. Shilla menjadi “babu” karena tidak ada pilihan
lain. Jadi babu atau terlantar di Jakarta. Karena ia sendiri belum mengerti
kenapa ibunya memberikan alamat itu padanya.
Shilla baru saja menyadari kalau ternyata bross pemberian
Ayi itu sama seperti lambang yang dikenakan oleh seluruh pembantu, bahkan
seragam yang diberikan padanya. Berarti Ayi-nya ada di situ? Untuk apa Ayi di
situ? Bukankah ini seperti neraka? Tinggal serumah dengan cowok arogan seperti
Ryo?
Di sisi lain, ketika Deya—teman pembantunya menyuruhnya
membawakan handuk kepada Tuan mudanya Shilla merasa takut. Karena akan
berhadapan dengan Ryo lagi. Tapi... ternyata Shilla malah berhadapan dengan
Arya sosok tuan muda yang berbanding seratus delapan puluh derajat dengan Ryo. Arya omongannya lebih halus dan terutama murah senyum.
Semakin lama di rumah keluarga Luzardi menghadapi sikap dua
orang yang berbeda ini. Membuat Shilla terperangkap pada sebuah gejolak aneh.
Apalagi ketika Shilla harus satu sekolah dengan Ryo (karena perkataan Arya yang
katanya pembantu dibawah umur harus mengecap pendidikan itu aturan
turun-temurun di keluarga Luzardi). Satu demi satu masalah mulai muncul.
Apalagi ketika si Bianca yang mungkin bisa dikatakan Ryo versi wanita. Sang ‘drama
queen’ dengan barang-barang bermerk mengelilingi tubuhnya. Yang memuja Ryo
mati-matian tetapi selalu tidak mendapat tanggapan dari Ryo. Hadirnya Shilla
membuat dia merasa terancam untuk mendapatkan Ryo!
Arya harus kembali ke Paris (karena mandat dari orang
tuanya, dan orang tuanya juga tinggal di Paris) membuat Shilla dengan sebuah
perasaan yang sedang tumbuh pada Arya menjadi galau. Menyadari bahwa sebentar
lagi ia tidak akan melihat senyum Arya lagi. Menerima kenyataan bahwa ia harus
hidup dengan wajah arogan Ryo! Siapa sangka kepergian Arya malah membuat babak
baru pada Ryo dan Shilla. Sebuah momen di atas bianglala dimana Shilla menangis
dalam rengkuhan Ryo untuk Arya. Menyadarkan Ryo bahwa ia memiliki perasaan
lebih untuk gadis yang sedang berada di dalam rengkuhannya itu. Dan untuk
pertama kalinya ada gadis lain, selain Mai—seseorang yang mengajarkannya pada “kasih”
karena dia memang kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya—menyusup ke
dalam hatinya.
Lalu bagaimana dengan Arya? Bagaimana dengan perasaan Shilla
dan bagaimana kelanjutan perasaan Ryo pada Shilla? Dan... bagaimana jika
seseorang bernama Patra datang menyusup ke kehidupan Shilla? Patra seorang
teman baru bagi Shilla yang dikenalkan oleh Devta dan Ifa—teman-temannya
semenjak masuk sekolah. Patra yang selalu memberikan lelucon dan pengandaian
untuk Shilla. Namun diam-diam menyimpan perasaan kepada Shilla. Tapi juga yang
membuat Shilla mampu menerjemahkan “Ombak dan Badai” untuknya dan Ryo.
Lalu kepada siapakah “firs
fall” Shilla. Apakah Arya, Ryo, atau Patra? Atau mungkin kepada sahabat
kecilnya “Ayi”?
***
Awal ceritanya sih klise seperti “Si Kaya” dan “Si Miskin”,
Penolong masa kecil, Lelaki tampan disekitar yang membuat dillema, seorang
gadis antagonis yang merasa dia penganggu. Katakanlah banyak novel/film/sinetron
semacam itu saat ini. Kata penulisnya juga memang terinspirasi dari K-Drama BBF
dan Kitchen Princess ceritanya. Jadi jangan heran jika kalian menemukan agak
sedikit kemiripan. Karena udah baca versi fanfictionnya jadi udah gak ke-ikut
lagi dalam tebak-tebakan siapa “Ayi” itu. Mungkin buat yang biasa baca cerita
model begini bakal ketebak dari awalnya walaupun belum baca ff-nya. Hm... tapi
katanya ini bakalan dijadikan trilogi yah? Karena ceritanya belum sampe
setengah part versi ff-nya. Di Novel yang pertama ini Ayi belum terbongkar,
Arya gak jelas nasibnya. Walaupun Ryo dan Shilla akhirnya jadian
juga... tapi saya tahu itu belum eksekusinya.
Sebenarnya rada kaget juga pas ini genre-nya teenlit karakternya emang cewek yang
masih tergolong teen. Tapi... ending-ending-nya yang mungkin
nanti ditrilogikan ada tunangan-tunangan, dan konfliknya rada sedikit runyam
kalau dikategorikan teenlit juga
bahasanya “agak berat” untuk teen
hmm... tapi gak tahu ding. Hehehe. Pas lihat pertama kali di GR halamannya
cuman 200-an agak kaget. Secara di-blog penulisnya sampe part 35 masa cuma
200-an lembar? Saya kira triloginya bersambung pas di-ending ff itu. Jadi
kehidupan setelah menikah makanya gak nyambung sama genre teenlit. Namun
setelah novelnya keluar... oh. Ternyata 35 part itu dibagi menjadi 3 bagian.
Kalau menurut saya (pribadi—dan tanpa bermaksud menjatuhkan
atau apa) bahasanya mungkin agak “sedikit” berat untuk kaum teen. Soalnya pada first fall ini ‘lumayan’ banyak kata-kata hiasan/hiperbola pada
kalimat normal(?)—apalagi seri selanjutnya (yang saya baca juga banya kata-kata
hiasan meski gak sebanyak Raksasa dari Jogja (?)). Dan saya orang yang “tidak
terlalu menikmati hiperbola”—kecuali saat-saat tertentu. Jadi satu kalimat itu
kadang harus saya baca dua kali untuk pemastian (atau mungkin karena otak saya
sedang tidak prima). Tapi tidak apa, mungkin itu bisa jadi ciri khas penulis.
Sama seperti saya tidak begitu menyukai novel teenlit fenomenal seperti Trilogi Jingga
Untuk Matahari. Saya juga sekarang sedang tidak berminat pada novel teenlit. Mungkin lebih ke penasaran
dengan wujud fisik novel yang berawal dari ff ini. Makanya membaca novel yang
satu ini. Apalagi penulisnya memakan waktu 2 tahun (kalau gak salah)
menyelesaikan novel ini dengan tuntutan tetek-bengek dari para pembacanya tentu
merasa tertekan—saya juga merasakannya #abaikan. Saya cukup menikmatinya (tapi
tetap saja masih banyak pertanyaan di dalamnya)
Untuk first fall,
saya suka Patra dengan segala pengandaiannya yang berbobot (?)—tapi tidak mengalahkan
jagoan-jagoan “badboy” di fiksi dewasa #abaikan #nggakpenting waks. Saran aja
sih buat penulisnya, kan mereka kakak-adik Arya sama Aryo. Kenapa Ryo harus
dipanggil Ryo? Dan Arya gak disingkat agak ganjal sih. Ary misalnya. Supaya
jadi Ary dan Ryo ;;) supaya pembaca lebih bingung menentukan Ayi sebenarnya
siapa (?) *lho.
Well 3 stars ;)
1 star buat usaha penulisnya yang udah menyelesaikan
novelnya karena saya tahu menyelesaikan novel itu nggak gampang + 2 stars
standard bintang buat teenlit yang
cukup suka :) hehehe.
6 komentar:
ceritanya bagus. itu masih ada kelanjutannya lagi gag yaa . makasih :)(galuheka)
Berawal dari fanfict?:/ hemm, boleh tau Link fanfict-nya kah? Thanks a lot!^^
Kapan nih lanjutanya ? Udh gak sabar nungguin :)
Kapan nih lanjutannya ? Udah gak sabar pingin baca :)
Thx Tyas
Reni mengatakan...
kapan lanjutannya lagi? Seru cerita nya . Cepet2 dikeluarkan yak.. hehhe
fun fiction uda dhapus dari part 16-35..ckckck
yg ada cuma part 1-15 aza..sesuai dg novel yg udah terbit..
Posting Komentar
Untuk pengguna anonymous mohon cantumkan nama di akhir komentar :) Terima Kasih^^