Judul Buku: Perfect Mess Penulis: Rina Suryakusuma Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tebal: 240 halaman Genre: Christian Romance Novel Indonesia
Sinopsis :
Terkadang berkat terindah dalam hidup datang dari kesalahan terbesar yang pernah dilakukan di masa lalu.
Sabina Dinata tahu ia melakukan kekeliruan tak terampuni ketika menggugurkan bayi dalam kandungannya. Sejak saat itu hidupnya tak pernah sama lagi. Ia berkubang dalam penyesalan masa lalu. Tak pernah bisa sepenuhnya menatap dan melangkah ke masa depan.
Karenina Sukmadi yang masih duduk di bangku sekolah menengah merasa dunianya perlahan hancur. Mimpi yang pernah dimiikinya berserakan seperti bangunan kartu yang runtuh ketika mengetahui bahwa dirinya hamil dengan seorang pria yang bahkan tak bisa dibayangkannya menjadi suami.
Kegelapan membayang.
Kesuraman terasa pekat.
Namun ketika jalan hidup kedua wanita ini bersinggungan, sesuatu terjadi.
Sesuatu yang akan mengubah hidup dan pandangan mereka selamanya. Hal yang membuat mereka percaya, segala sesuatu indah pada waktu-Nya.
***
Seorang wanita bernama Sabina
pernah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Mengaborsi bayi yang hidup
di dalam rahimnya. Itu karena ia bahkan belum siap menerima kelahiran bayi itu.
Sabina yang mempunyai masa lalu yang begitu kelam dalam dewasanya bertemu
dengan Gerry. Seseorang yang bisa menerimanya apa adanya. Dengan masa lalu yang
begitu rupa. Ia menikah dengan Gerry. and happily ever after? No.
Sebab dari sinilah yang menjadi masalah utamanya. Saat mereka sedang menantikan
momongan. Mereka terpuruk karena mengetahui bahwa kecil kemungkinan mereka akan
dianugerahi buah hati. Sepertinya Tuhan melakukan pembalasan untuk apa yang
diperbuat Sabina.
Sabina membuat sebuah blog dan menulis apa yang dialaminya di dalam blog itu.
Mencurahkan isi hatinya bahkan mungkin memotivasi orang agar tidak melakukan
hal bodoh seperti dirinya dahulu.
Dari blog itu ia terkoneksi dengan seorang gadis yang bernama Karenina.
Karenina yang mendapati dirinya hamil di luar nikah. Ia melakukannya dengan
seorang lelaki dalam keadaan mabuk. Menghasilkan benih yang kini ada dalam
perutnya. Di saat masa kebimbangannya karena Kenneth, lelaki yang menghamili
dirinya tidak mau bertanggung jawab dan menyuruhnya untuk aborsi. Ia menemukan
blog Sabina. Dan membaca tulisan-tulisan yang Sabina buat (termasuk tentang
aborsi). Membuat mereka mulai akrab Sabina menguatkan Karenina agar tidak
berbuat setolol dirinya dahulu. Lantas mampukah Sabina mempengaruhi Karenina
agar tidak mengugurkan kandungannya? Mampukah Sabina bertahan dengan Gerry
tanpa dikaruniai momongan? Apakah Sabina dan Gerry mendapat 'keajaiban'?
Bagaimana nasib anak yang ada dalam kandungan Karenina? Baca selengkapnya dalam
Perfect Mess
***
Akhirnya setelah sekian lama vakum menulis review sekarang bisa juga. Oh
ya, ini sebuah lini baru di GPU. Christian Romance. Membaca kalau ada lini baru
ini saya begitu excited mengingat saya pengin juga menulis Christian
Romance (suatu saat). Soalnya di negeri ini sedikit penerbit yang mau
menerbitkan cerita Romance yang berlatar belakang kristen. Pengin kayak Karen
Kingsbury. Back to topic.
Tema seperti ini, memang bukan pertama kalinya. Apalagi ketika mengetahui kalau
Gerry yang bermasalah atas masalah ini. Saya terlempar kembali ke dalam buku
semacam Testpack. Terus, tokoh Karenina yang membuat saya bisa menebak jalan
cerita ini. Yang mengingatkan saya akan film Juno.
Tapi bagi saya bukan itu, bagi saya yang terpenting pesan penulis untuk
pembacanya sampai. Dan saya rasa novel ini sampai. Meski dengan jalan cerita
yang mungkin tidak banyak membuat surprise. Oh ya, cerita ini nggak cuma
bagus dibaca buat orang dewasa tapi penting dibaca buat remaja. Agar pesannya
terealisasi.
Dari novel-novel amore punya ci Rina yang saya baca, ciri khas ci Rina memang
memasukan unsur kristiani dalam setiap tulisan-tulisannya. Semoga suatu saat ya
saya bisa menulis Chrom :p #Plaaak #abaikan.
Judul Buku: Shit Happens: Gue yang Ogah Kawin, Kok Lo yang Rese?! Penulis: Christian Simamora & Windy Ariestanty Penerbit:GagasMedia Tebal: 310 halaman Genre: Romance, Humor Novel Indonesia
Sinopsis :
Shit does happen in their life. But, still, life must goes on….Lula, Sebastian, dan Langit. Tiga orang lajang yang hidup di kota besar bernama Jakarta dengan profesi berbeda. Jurnalis, penulis, dan editor. Love their life much, so damn proud of themselves, boast their freedom of life as an individual.
‘till one question ruins their [un]perfect life.
Lula : I have a good job, I’m pretty, and, believe me, I’m not an airhead Paris-Hilton-like girl. I’m all what men need. Tapi, kenapa nggak ada cincin di jari manis gue?
Sebastian : Mangoli (nikah)… cuma itu yang ada di pikiran Mama akhir-akhir ini. Katanya, menikah itu sumber kebahagiaan. Talk to yourself, Mom. Your marriage isn’t a picture of a happy life. Kenapa sih terus-terusan maksa aku nyari calon parumaen (menantu) dan menikah secepatnya?
Langit : We were a perfect couple. ‘till, I found his affair. Then, he left me. He chose his latest partner, not me. This is my question. WHY ?
So, this is not a story about perfect life. They just try HARD to make it perfect.
***
***
“Memaafkan hanya
persoalan waktu ya, Lex?,” — Langit ( hal 269)
“Ternyata Ikhlas
itu nggak sekedar memahami.” — hal 274
“Memaafkan
ternyata bisa menghancurkan racun-racun kenangan dari pikiran gue” — hal 275
Semacam Novel ini menceritakan tentang tiga sahabat Lula,
Langit dan Sebastian. Tiga sahabat yang mempunyai tiga karakter yang berbeda
ini di prolog menceritakan tentang 'adu mulut' nama 'Ilalang' yang akan
diberikan Langit kalau dia punya anak nanti. Tapi malah dikatain Lula kalau
Ilalang = Jembut dengan segala persamaannya. Dan membuat percakapan itu
semakin panas antara Ilalang vs Jembut.
Well, akhirnya mereka tetap mencari
nama-nama yang bisa untuk laki dan perempuan tapi ujung-ujungnya tetap beralih
ke Ilalang vs Jembut.
Lula diceritakan disini adalah yang paling cewek banget. Dia
punya segala sesuatu yang dibutuhkan Pria. Namun, sampai saat ini belum nikah
juga. Karena memang dia belum mau nikah dulu dengan segala tetek bengeknya.
Suatu saat dia dikejar deadline harus menghadiri pernikahan mantannya. Si
Rachmat dan calon isterinya Pecunita Yuanita. Dari mulai lovehappens.com sampai
berujung pada friendster dia jabanin untuk mendapat partner hanya untuk pergi
ke acara pernikahan mantannya itu.
Syiaaatt, adalah Dudi yang datang sebagai pangerannya
menolongnya sebagai tambatan hatinya *caelah*. Sampai pesta tiba dan dengan
bangga menggandeng Dudi. Setelah selesai pesta... ternyata semuanya tidak
selancar yang diperkirakannya.
Bagaimana jika Dudi mulai membicarakan pernikahan? Mengatur
kehidupannya setelah menikah nanti? Dan menginginkan anak SEPULUH??? Oh!
Shitt!!!
Lain halnya dengan Sebastian, satu-satunya cowok diantara
tiga serangkai ini, ditodong oleh mamanya untuk segera menikah. Tapi Gimana sih
mama ini?? dia baru menertawakan temannya yang akan menikah. Cowok itu kalau
sudah menikah artinya dia sudah kalah! Itu prinsipnya.
Tapi sesuatu membuat hidupnya risi ketika Lula menyebut
dirinya "Gay". Penasaran, dia coba mengecek kejantanannya. Tidak
perlu dengan "melakukan sex dengan wanita kan" untuk menentukan dia
gay atau nggak. Akhirnya dia memutuskan untuk mencobanya lewat sebuah situs
online dan... hasilnya dia... 72% Gay gara-gara lelaki dengan celana dalam
hitam yang seksi dan perempuan dengan underwear shocking purple yang norak
abis.
Menyadari ternyata dirinya mulai "sakit Gay"
akhirnya, dia mencari cara untuk agar "sakit Gay"-nya ini tidak berkembang
biak.
Adalah Agnes seorang gadis yang konon menyukainya sewaktu
SMA dimanfaatkannya untuk obat penawar sakit gay-nya itu. Awalnya mulus, namun
seseorang bernama Steve muncul. Membuat semuanya sia-sia. Membuat dia lebih
terjerumus dalam 'penyakitnya' itu. Sehingga dia memutuskan Agnes hanya untuk
Steve. Namun bagaimana jika Steve tidak sesetia yang diperkirakannya? Bagaimana
jika Sebastian mengaku bahwa dia Gay? Bagaimana jika dia diasingkan dari
keluarganya? Oh!! Double Shitt!!
Satu lagi, adalah Langit. Langit adalah yang jenis kelaminya
tidak jelas diantara mereka bertiga. Apalagi sewaktu buat KTP dia malah
mencoret jenis kelaminnya dan mengisinya dengan bulat. gue belum menentukan
jenis kelamin gue. Begitulah katanya. Dia juga yang dengan tegas mengatakan dia
tidak menikah bahkan kepada keluarganya.
Suatu ketika dia menerima undangan di e-mail-nya. Undangan
yang pernikahan dari mantannya Dean. Dean akan menikah. Sebenarnya, dia juga
trauma dengan kisah masa lalunya dengan Dean yang lebih memilih laki-laki
dibanding dirinya. Wait, sebelumnya... Langit ini perempuannya. Yap, mantannya
itu Gay. Dan akan menikah dengan laki-laki juga haduuuh. Langit sangat kaget
juga pas Sebastian mengakui kalau dia juga "Gay". Tentu saja dia
teringat kembali akan kisah itu. Kisah masa lalunya dengan Dean.
Adalah Alex, sahabat Dean yang ada di samping Langit saat
Dean memutuskan untuk lebih memilih June dibandingkan Langit. Dialah yang
menyuruh Langit untuk tetap mempertahankan Dean. Dan dia juga yang kini berada
di samping Langit saat menghadiri pernikahan June dan Dean. Malam itu dia sadar
akhirnya betapa hot-nya Alex itu. Dan ditambah lagi... Alex mulai jago
nge-speak.
Jadi? Akankah Langit menentukan pilihan gender-nya?? Jika
dia belum bisa melupakan kenangan masa lalunya? Oh!! Triple Shitt! :p
***
Pertama-tama... mau berterima kasih dulu, karena buku ini
saya akhirnya nemu ayat Alkitab yang saya cari-cari tentang Gay. Soalnya waktu ada topik Obama sudah menghalalkan pernikahan sesama jenis di
amrik ada yang bilang katanya ajaran Kristen begitu
and well, yeaaah... Roma 1:27 ternyata yang menentang perkawinan sesama jenis.
So, Alkitab juga melarang!
Oke kita tinggalkan tentang SARA dan O'ot ini.
Disini banyak buka-bukaan tentang sex. Apalagi 3 sahabat ini
pembicaraannya memang sekitar situ-situ.
Kalau mereka bertemu pasti bahasnya kebanyakan tentang
gituan haduh.
Ada part yang bikin saya ngakak XD. hahahaha.
Tapi ceritanya kok gantung yah ._. Lula sama Sebastiannya
nggak jelas. Yang agak jelas cuma Langit. Hawwwhh... Jadi suka
deh sama cowok semacam Alex, sweet gitu deh. Dia yang akhirnya bisa membuat
Langit menentukan pilihan gender-ny.
Judul Buku: Love Command: The First Fall Penulis: Janice Nathania Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tebal: 272 halaman Genre: Teenlit Novel Indonesia
Sinopsis :
Wasiat sang bunda dan bros pemberian Ayi—bocah dari ingatan masa kecilnya—membawa Shilla ke Jakarta, tempat kehidupannya berubah. Siapa sangka ia malah terdampar di kediaman mewah keluarga yang kaya raya, dan akhirnya bekerja di sana? Hari-hari Shilla pun tambah berwarna berkat kakak-beradik Luzardi: Arya yang tampan dan baik hati serta selalu ada untuknya, dan Ryo yang arogan dan suka seenaknya. Belum lagi perseteruannya dengan Bianca “Queen Bi”, yang selalu menganggap Shilla saingan terberat dalam memperoleh perhatian Ryo.
Ketika mendapati lambang di rumah keluarga Luzardi serupa dengan brosnya, Shilla yakin bahwa Ayi-nya berada di sana. Namun siapa di antara kakak-beradik itu yang merupakan Ayi? Dan kini di tengah pencariannya, Shilla malah dihadapkan pada perasaan tak menentu terhadap keduanya...
***
Ashilla Rayanda seorang gadis belia tinggal di sebuah Desa
sepeninggal Ibunya merantau ke Jakarta. Berbekal sebuah alamat yang
ditinggalkan berserta bross pemberian Ayi—teman masa kecilnya. Awal pertama ke
Jakarta ia malah terdampar di sebuah rumah milik keluarga Luzardi dan harus
menerima kenyataan menjadi “Babu” di rumah seseorang yang arogan bernama Aryo
atau yang biasa dipanggil Ryo. Tuan muda yang satu itu angkuh, sombong dan lain
sebagainya. Apalagi first meet-nya
dengan Shilla sangat buruk. Shilla menjadi “babu” karena tidak ada pilihan
lain. Jadi babu atau terlantar di Jakarta. Karena ia sendiri belum mengerti
kenapa ibunya memberikan alamat itu padanya.
Shilla baru saja menyadari kalau ternyata bross pemberian
Ayi itu sama seperti lambang yang dikenakan oleh seluruh pembantu, bahkan
seragam yang diberikan padanya. Berarti Ayi-nya ada di situ? Untuk apa Ayi di
situ? Bukankah ini seperti neraka? Tinggal serumah dengan cowok arogan seperti
Ryo?
Di sisi lain, ketika Deya—teman pembantunya menyuruhnya
membawakan handuk kepada Tuan mudanya Shilla merasa takut. Karena akan
berhadapan dengan Ryo lagi. Tapi... ternyata Shilla malah berhadapan dengan
Arya sosok tuan muda yang berbanding seratus delapan puluh derajat dengan Ryo. Arya omongannya lebih halus dan terutama murah senyum.
Semakin lama di rumah keluarga Luzardi menghadapi sikap dua
orang yang berbeda ini. Membuat Shilla terperangkap pada sebuah gejolak aneh.
Apalagi ketika Shilla harus satu sekolah dengan Ryo (karena perkataan Arya yang
katanya pembantu dibawah umur harus mengecap pendidikan itu aturan
turun-temurun di keluarga Luzardi). Satu demi satu masalah mulai muncul.
Apalagi ketika si Bianca yang mungkin bisa dikatakan Ryo versi wanita. Sang ‘drama
queen’ dengan barang-barang bermerk mengelilingi tubuhnya. Yang memuja Ryo
mati-matian tetapi selalu tidak mendapat tanggapan dari Ryo. Hadirnya Shilla
membuat dia merasa terancam untuk mendapatkan Ryo!
Arya harus kembali ke Paris (karena mandat dari orang
tuanya, dan orang tuanya juga tinggal di Paris) membuat Shilla dengan sebuah
perasaan yang sedang tumbuh pada Arya menjadi galau. Menyadari bahwa sebentar
lagi ia tidak akan melihat senyum Arya lagi. Menerima kenyataan bahwa ia harus
hidup dengan wajah arogan Ryo! Siapa sangka kepergian Arya malah membuat babak
baru pada Ryo dan Shilla. Sebuah momen di atas bianglala dimana Shilla menangis
dalam rengkuhan Ryo untuk Arya. Menyadarkan Ryo bahwa ia memiliki perasaan
lebih untuk gadis yang sedang berada di dalam rengkuhannya itu. Dan untuk
pertama kalinya ada gadis lain, selain Mai—seseorang yang mengajarkannya pada “kasih”
karena dia memang kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya—menyusup ke
dalam hatinya.
Lalu bagaimana dengan Arya? Bagaimana dengan perasaan Shilla
dan bagaimana kelanjutan perasaan Ryo pada Shilla? Dan... bagaimana jika
seseorang bernama Patra datang menyusup ke kehidupan Shilla? Patra seorang
teman baru bagi Shilla yang dikenalkan oleh Devta dan Ifa—teman-temannya
semenjak masuk sekolah. Patra yang selalu memberikan lelucon dan pengandaian
untuk Shilla. Namun diam-diam menyimpan perasaan kepada Shilla. Tapi juga yang
membuat Shilla mampu menerjemahkan “Ombak dan Badai” untuknya dan Ryo.
Lalu kepada siapakah “firs
fall” Shilla. Apakah Arya, Ryo, atau Patra? Atau mungkin kepada sahabat
kecilnya “Ayi”?
***
Awal ceritanya sih klise seperti “Si Kaya” dan “Si Miskin”,
Penolong masa kecil, Lelaki tampan disekitar yang membuat dillema, seorang
gadis antagonis yang merasa dia penganggu. Katakanlah banyak novel/film/sinetron
semacam itu saat ini. Kata penulisnya juga memang terinspirasi dari K-Drama BBF
dan Kitchen Princess ceritanya. Jadi jangan heran jika kalian menemukan agak
sedikit kemiripan. Karena udah baca versi fanfictionnya jadi udah gak ke-ikut
lagi dalam tebak-tebakan siapa “Ayi” itu. Mungkin buat yang biasa baca cerita
model begini bakal ketebak dari awalnya walaupun belum baca ff-nya. Hm... tapi
katanya ini bakalan dijadikan trilogi yah? Karena ceritanya belum sampe
setengah part versi ff-nya. Di Novel yang pertama ini Ayi belum terbongkar,
Arya gak jelas nasibnya. Walaupun Ryo dan Shilla akhirnya jadian
juga... tapi saya tahu itu belum eksekusinya.
Sebenarnya rada kaget juga pas ini genre-nya teenlit karakternya emang cewek yang
masih tergolong teen. Tapi... ending-ending-nya yang mungkin
nanti ditrilogikan ada tunangan-tunangan, dan konfliknya rada sedikit runyam
kalau dikategorikan teenlit juga
bahasanya “agak berat” untuk teen
hmm... tapi gak tahu ding. Hehehe. Pas lihat pertama kali di GR halamannya
cuman 200-an agak kaget. Secara di-blog penulisnya sampe part 35 masa cuma
200-an lembar? Saya kira triloginya bersambung pas di-ending ff itu. Jadi
kehidupan setelah menikah makanya gak nyambung sama genre teenlit. Namun
setelah novelnya keluar... oh. Ternyata 35 part itu dibagi menjadi 3 bagian.
Kalau menurut saya (pribadi—dan tanpa bermaksud menjatuhkan
atau apa) bahasanya mungkin agak “sedikit” berat untuk kaum teen. Soalnya pada first fall ini ‘lumayan’ banyak kata-kata hiasan/hiperbola pada
kalimat normal(?)—apalagi seri selanjutnya (yang saya baca juga banya kata-kata
hiasan meski gak sebanyak Raksasa dari Jogja (?)). Dan saya orang yang “tidak
terlalu menikmati hiperbola”—kecuali saat-saat tertentu. Jadi satu kalimat itu
kadang harus saya baca dua kali untuk pemastian (atau mungkin karena otak saya
sedang tidak prima). Tapi tidak apa, mungkin itu bisa jadi ciri khas penulis.
Sama seperti saya tidak begitu menyukai novel teenlit fenomenal seperti Trilogi Jingga
Untuk Matahari. Saya juga sekarang sedang tidak berminat pada novel teenlit. Mungkin lebih ke penasaran
dengan wujud fisik novel yang berawal dari ff ini. Makanya membaca novel yang
satu ini. Apalagi penulisnya memakan waktu 2 tahun (kalau gak salah)
menyelesaikan novel ini dengan tuntutan tetek-bengek dari para pembacanya tentu
merasa tertekan—saya juga merasakannya #abaikan. Saya cukup menikmatinya (tapi
tetap saja masih banyak pertanyaan di dalamnya)
Untuk first fall,
saya suka Patra dengan segala pengandaiannya yang berbobot (?)—tapi tidak mengalahkan
jagoan-jagoan “badboy” di fiksi dewasa #abaikan #nggakpenting waks. Saran aja
sih buat penulisnya, kan mereka kakak-adik Arya sama Aryo. Kenapa Ryo harus
dipanggil Ryo? Dan Arya gak disingkat agak ganjal sih. Ary misalnya. Supaya
jadi Ary dan Ryo ;;) supaya pembaca lebih bingung menentukan Ayi sebenarnya
siapa (?) *lho.
Well 3 stars ;)
1 star buat usaha penulisnya yang udah menyelesaikan
novelnya karena saya tahu menyelesaikan novel itu nggak gampang + 2 stars
standard bintang buat teenlit yang
cukup suka :) hehehe.
Tiga sahabat. Satu pertanyaan. What if in the person that you love, you find a best friend instead of a lover?
K e a r a
Were both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe.
How can we be so different and feel so much alike, Rul?
Dan malam ini, tiga tahun setelah malam yang membuatku jatuh cinta, my dear, dan aku di sini terbaring menatap bintang-bintang di langit pekat Singapura ini, aku masih cinta, Rul. Dan kamu mungkin tidak akan pernah tahu.
Three years of my wasted life loving you.
R u l y
Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah bahwa sampai sekarang gue merasa mungkin satu-satunya momen yang bisa mengalahkan senangnya dan leganya gue subuh itu adalah kalau suatu hari nanti gue masuk ke ruangan rumah sakit seperti ini dan Denise sedang menggendong bayi kami yang baru dia lahirkan. Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah rasa hangat yang terasa di dada gue waktu suster membangunkan gue subuh itu dan berkata, "Pak, istrinya sudah sadar," dan bahwa gue bahkan tidak sedikit pun berniat mengoreksi pernyataan itu. Mimpi aja terus, Rul.
H a r r i s
Senang definisi gue: elo tertawa lepas. Senang definisi elo? Mungkin gue nggak akan pernah tahu. Karena setiap gue mencoba melakukan hal-hal manis yang gue lakukan dengan perempuan-perempuan lain yang sepanjang sejarah tidak pernah gagal membuat mereka klepek-klepek, ucapan yang harus gue dengar hanya, "Harris darling, udah deh, nggak usah sok manis. Go back being the chauvinistic jerk that I love."
Thats probably as close as I can get to hearing that she loves me.
Review:
N.B: Hasil
Re-read.
Bercerita tentang persahabatan empat orang Keara,
Harris, Ruly dan Denise. Keempat orang itu menjadi sahabat karena sama-sama
terdampar di sebuah kota di Sumatera. Keempat orang tersebut yang sama-sama banker akhirnya hidup bersama
membiasakan diri satu dengan yang lain. Terlepas dari itu semua ketika mereka
kembali ke Jakarta. Ternyata ada perasaan yang tumbuh satu dengan yang lainnya.
Membuat mereka terperangkap dalam Cinta persegi. Harris dengan perasaan yang ia
pendam pada Keara, Keara yang menyimpan perasaan pada Ruly, Ruly yang mencintai
Denise walaupun Denise sudah menikah dengan Kemal. Semua menjadi rumit.
Apalagi ketika Keara akhirnya pergi ke Singapura
untuk menonton F1 hanya bersama dengan Harris. Awalnya tentu saja Keara tidak
mau. Tapi karena paksaan dari Harris dan tentu saja Ruly adalah alasan yang
membuatnya menerima. Namun, Ruly membatalkan keberangkatannya di saat-saat
terakhir. Membuat Keara akhirnya pergi hanya berdua dengan Harris. Sampai di
Singapura pun hotel yang di-booking hanya
menyediakan satu kamar walaupun dengan ranjang yang berbeda. Awal perjalanan
mereka cukup menyenangkan. Ya... walaupun selama di Singapura Keara kurang
menikmatinya, karena kepikiran tentang Ruly, Ruly dan Ruly. Apalagi mendengar
Denise sakit dan Ruly yang merawatnya. Membuat bayangan Ruly yang menyuapi
Denise. Menjaga Denise, membuatnya ingin menangis. Di sisi lain, Harris menahan
hasratnya pada Keara. Berlagak menjadi sahabat yang selalu membuatnya tertawa.
Menahan segala perasaan yang ada di hatinya. Walaupun Harris seorang lelaki PK
(Penjahat Kelamin) tapi itu tidak berlaku ketika dia bersama-sama dengan Keara.
Dia serasa seorang banci yang menyimpan perasaannya pada Keara. Namun... di
malam terakhir, karena pengaruh minuman ketika Keara meminta Harris menciumnya,
semuanya terjadi. Persahabatan pun terkhianati.
Keara kaget terbangun pagi hari di ranjang hotel
dengan keadaan naked. Dengan bayangan
yang terjadi di malam hari. Apalagi ketika dengan santainya Harris memanggilnya
dengan ‘sayang’ dan membawakannya sarapan. Dunia seakan hancur! Sejak saat itu,
dia tidak mau melihat Harris di hadapannya! Bagaimana mungkin he fucked her when her drunk?
Pulang ke Indonesia, Harris mencari berbagai cara
untuk menghubungi Keara kembali. Namun Keara benar-benar tidak ingin melihat
Harris.
Suatu saat, Ruly dan Keara bekerja dalam suatu team. Membuat mereka dekat. Namun,
bukannya ia lebih senang karena bisa sering bertemu dengan Ruly, namun semakin
melihat perasaan yang tumbuh dari dalam Ruly kepada Denise. Perasaan Ruly pada
Denise yang tanpa memandang kalau Denise telah menikah. Hanya saja Denise yang
buta. Lalu bagaimana jika muncul sosok Panji yang merupakan adik dari Panca,
suami Dinda sahabat Keara? Sosok Panji yang sama PK-nya dengan Harris?
Bagaimana jika diantara kehidupan Harris muncul seorang Karin? Bagaimana jika
Ruly tetap terus menerus menyimpan perasaan pada Denise, sedangkan Denise yang
walaupun tersiksa batin lebih memilih mempertahankan bersama suaminya? Baca
selengkapnya dalam Antologi Rasa.
***
Harrisssssssssssss!! Come to me! Sama saya aja daripada tersiksa dengan perasaanmu pada
Keara (?). Hahahaha. Suka sama Harris di sini u,u saya tipe orang yang suka
sama lelaki PK dalam fiksi. Ingat cuma dalam fiksi. Dan Harris memenuhi persyaratan tipe lelaki kesukaan saya
dalam fiksi hehehe. Kita bahas mulai dari karakter Keara. Cerita ini mempunyai
beberapa POV, Keara merupakan heroine, Harris, Ruly terkadang juga Panji dengan
porsi sedikit. Saya sih agak nggak suka dengan karakter Keara di sini. Agak
gimana gitu. Keara ini adalah seorang perempuan yang done to fucked men. Now, her find to marry men. Dan hatinya jatuh
pada Ruly, sahabatnya sendiri. Karena kealiman Ruly, karena ketulusan Ruly,
karena kelakuan Ruly semuanya tentang Ruly yang berbeda dari pacar-pacarnya. Keara
yang shopaholic, partner wine-wine
solution-nya Harris—sebelum malam di Singapura itu, seorang banker yang punya prinsip menikmati
hidup, dan juga seseorang yang tergila-gila dengan fotografi serta John Mayer.
Dan lebih tergila-gila lagi pada seorang Ruly yang selalu menjajah pikiran dan
hatinya. Ruly yang termasuk pada kategori lelaki alim namun tidak menggurui.
Lelaki yang menurut pada sang bos. Lelaki yang mencintai Denise secara
diam-diam juga. Yang menaruh sepenuh perhatiannya pada Denise walaupun wanita
itu tidak menyadarinya. Semuanya hanya untuk Denise. Lelaki yang menyukai jenis
musik melayu yang nggak banget buat
Harris maupun Keara. Harris lelaki PK yang meniduri sejumlah wanita bahkan
tidak dihitungnya. Kecuali satu Keara. Ia selama ini berpura-pura menjadi
sahabat yang baik buat Keara. Padahal dalam hatinya menyimpan rasa pada Keara.
Menemaninya ber-wine-wine solution dengan
Keara. Semuanya terlibat cinta satu dengan yang lainnya. Cinta yang bertepuk
sebelah tangan.
Novel ini sangat metro sekali dengan karakter dan
POV yang banyak. Walaupun terkadang membuat saya bingung. Karena pergantian
POV. Tapi it’s okay saya menikmatinya
(baca: menunggu kapan POV Harris muncul) wkwkwk.