Selasa, 19 Juni 2012

[Review] Lullaby - Rina Suryakusuma

Diposting oleh Fhily Anastasya di 02.10
Judul Buku: Lullaby
Penulis: Rina Suryakusuma
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 240 halaman
Genre: Romance (Amore)
Novel Indonesia



Audy dan Rosalind memang dua gadis kembar, tapi Audy selalu merasa semua orang dalam keluarganya terlalu mengistimewakan dirinya dan mengasingkan Rosalind. Audy yakin ini semua karena kelainan jantung yang dideritanya. Bahkan hingga mereka dewasa, dan Audy menemukan pria impiannya, Rosalind tetap harus puas dengan sisa kasih yang terbelah, dan perasaan disisihkan sepanjang hidupnya.


Bersama Mardinanto Nolan, lelaki yang teramat mencintainya, Audy mengenal kebahagiaan yang tak pernah terpikir akan bisa dirasakannya. Namun Audy tak ingin Rosalind menderita karena dirinya. Ia ingin Rosalind juga merasakan kebahagiaan seperti dirinya. Dan ketika Audy diharuskan memilih antara pria impiannya atau saudari kembarnya, rahasia kelam yang mengungkung hidup Audy akhirnya terkuak.

***

Review:




Pada awal part bercerita tentang dua saudara kembar Audytha Amarilis Capelle dan Rosalind Alexandra Capelle. Dua saudara kembar yang sifatnya bertolak belakang. Audy yang easy going, dan Rose yang gemar menyendiri. Rose lebih suka di kamar dan menyelesaikan lukisannya. Audy yang bekerja membuat pergaulannya luas.
Audy yang merasa lebih diperhatikan dibandingkan Rose karena penyakit jantungnya. Dia merasa kalau saudara kembarnya itu sering disisihkan oleh keluarganya. Semua keluarganya. Padahal Rose selalu ada untuk Audy. Dia yang setia menjadi teman Audy berbagi.
Ada juga Mardinanto Albert Nolan alias Mardi. Teman kantor Audy yang menaruh hati padanya. Mereka berkenalan sejak tiga tahun dan semenjak itulah Mardi mengalami penolakan 4 kali oleh Audy. Padahal Audy punya perasaan yang sama dengan Mardi. Alasannya tidak lain dan tidak bukan karena Rose!
Keganjalan demi keganjalan yang memang dari awal cerita ini ternyata ada --dan saya baru menyadari di part-part sebelum fix itu-- baru sadar!
Tetapi Mardi tetap keukeh mempertahankan bahwa dia cinta pada Ami (nama panggilan khusus untuk membedakan Mardi yang dipanggil Di, jika dia ikut memanggil Audy maka akan berbunyi sama Di dan Dy, jadi dia memanggil dengan nama tengahnya Audy Amirilis, Ami) dia akan menunggu sampai kapanpun.
Audy menginginkan kebahagiaan yang sama hinggap pada Rose. Mempunyai pasangan juga. Mempunyai seseorang yang mencintainya.
Dan sepertinya Tuhan mengabulkannya saat mereka kembali ke rumah orang tua mereka di Bandung. Rose bertemu seseorang yang bisa membuatnya tersenyum, setelah pertengkarannya dengan Audy. Dan dia Armant.
Audy sangat senang sekali kalau Rose bertemu Armant berarti dia dan Mardi bisa menyatukan cinta mereka.
Adalah dr. Saptaji, yang menjadi dokter Audy sejak kecil. Dengan dokter ini Audy bisa berbagi dan bercerita panjang lebar tentang saudarinya yang sepertinya sedang jatuh cinta.
Dari situlah dokter mengatakan jika Rose menemukan seorang yang di cintainya. Audy harus merelakan Rose untuk tinggal di Bandung. Di sisi lain Audy juga berpikir bagaimana Rose tinggal di Bandung? Berarti dia akan jauh dari Rose? Dan bukannya ayah dan ibunya bersikap dingin pada Rose?
Namun dokter Saptaji berusaha meyakinkannya.
Dan benar saja Rose meminta untuk tinggal awalnya Audy tidak menyetujuinya. Tapi setelah pembicaraan yang cukup sengit Audy pun menyetujui. Saat hendak mengatakan itu pada ibunya. Ibunya pun jatuh pingsan!
Semenjak itu keganjalan demi keganjalan mulai terkuak sampai kejadian di Jakarta Audy pingsan dan masuk rumah sakit!
Menyebabkan Mardi yang tidak mau penantiannya sia-sia mengatakan kebenaran pada Audy! Kebenaran seperti apakah itu? Baca selengkapnya di Lullaby

##

Padahal saya sudah merasakan nyeseknya jadi anak yang tersisih seperti Rose! Eh ternyata :x

Aaaaaaaa suka banget sama buku ini :) banget-bangetan... Aaaaaaa suka banget sama Mardinanto Nolan :') kapan saya ketemu Mardinanto Nolan lain di kehidupan nyata saya? :O


Suka sekali sama karakternya Mardi, sweetest!
Lihat saja ini:

Ya Tuhan, ia bisa melihat cinta di sorot mata Mardi. Cinta yang sama, yang berbalut kesabaran dan pengertian. Cinta yang tidak akan menyerah. Cinta yang penuh perjuangan dan tekad. (Pandangan Audy tentang Mardi hal (33)


“Bagaimana cara kamu bilang pada matahari supaya dia jangan terbit lagi?,”
“Mm...” Audy gelagapan, berpikir keras.
“Bagaimana cara kau bilang pada orang yang mencintaimu sepenuh hati, supaya dia tidak usah kuatir lagi padamu?,” sambung Mardi, tak ingi disela. (Percakapan Mardi dan Audy hal 22)


“Audytha Amarilis Capelle, aku cinta padamu. Dan aku akan menunggumu sampai kau siap. Tidak peduli sakit jantung atau tidak, Rose atau siapapun yang membuatmu bimbang akan tetap menunggumu.”


“Ami, aku cinta padamu,” Mardi mengulang kata-katanya dengan lembut. “Dan cinta itu tak berubah, bahkan jika aku berharap demikian. Karena memang semua akan lebih mudah jika cinta ini hilang, Mi. Tapi sekali lagi, tidak semudah itu. Aku sadar, biarpun jalan kita sulit dan berliku, penuh tanjakan dan tikungan, tapi aku tetap memilih untuk melewati semua ini bersamamu.”


Aaaaaa sekali lagi... Adegan lamaran selain A Walk to Remember kesukaan saya. Ini favorite yang lain jugaaaa aaaaa...

Dan Audy tidak tahu bagaimana awal mulanya, yang jelas kini cincin itu telah melingkar sempurna. Cincin yang dulu ia tolak sejak entah kapan. Cincin emas putih bertahtakan permata indah di atasnya.
Mardi menyelipkan selembar kertas tebal bernuansa peach dengan setangkai mawar merah tua terikat di kertas tersebut dalam genggaman tangannya.
Audy menunduk, membaca sebait puisi yang tercantum di sana. Matanya berkaca bibirnya tersenyum.
“Jalan di depan kita tidak akan selalu lurus dan mudah, Mi. Namu bersamamu, aku mau menemupuh risiko itu.” Mardi mengecup kening Audy lembut. “You know, I fell so lucky to have you the best woman ever, to accompany me in this rough journey of life. Yes, I am so lucky. Amarilis, will you marry me?”
Dan kali ini, tidak ada kerguan lagi.
Tanpa perlu Audy menjawabnya, Mardi sudah tahu apa jawabannya. Ia bisa melihat dengan jelas sinar yang membias di mata gadis itu.
Mardi memeluk Audy erat, mendekap wajah gadis yang ia cintai di dadanya yang bidang, merasakan detak jantung mereka menyatu dan berpacu cepat.
Dalam keadaan itu Audy tahu, ia telah menemukan pelabuhan hati tempat bersauh untuk selamanya.
I know miracles do come true, the moment I lay my eyes on you.
So beautiful, that love as shown us in a special way...
Puisi Mardi untuk Audy:
I know I will always love you
And there won't be another like you do
I want to spend my whole life through
With you beside me till old we grew
Years will pass us by, decades too
But my love for you will always stay true
I am not sure, whether you would want to
But I'll ask anyway, “Marry me, will you?”
P.S I do love you, Amarilis
Marry me?
Love, Mardinanto Albert Nolan 



Oh May Gattttt!!! Sweet kuadraaaat aaaaaaaaAaaaaaaaaa (?) *gila ._.v

Yeaaahh...

Saya juga suka karena di sini ada mengajarkan nilai religius :)
»Kasih Agape. Kasih yang hanya tahu memberi.
»One thing at the time (?) *lho
»Dalam kepercayaannya, orang yang meninggal sudah tidak mendapat tempat di dunia. Dan lagi Audy percaya, seperti kata ibunya, Rose sudah tenteram di rumah Bapa di surga. Ia yang tertinggal di dunia, ia yang masih berjuang.

Kata2 yang tidak seharusnya memakai (-)
Se-perti (hal 1)
Ka-lau (hal 18)
Bi-lang (hal 24)
Terlin-dung (hal 69)
Na-manya (hal 85)
Dll.

Quotes:

“Tidak semua yang kau inginkan bisa kau dapatkan” (hal 17)

“Yah, kadang aneh bagaimana hidup bisa membawamu ke jalinan cerita yang tak pernah kau tebak sebelumya. Jalinan yang tak pernah kau duga ada. Tahu-tahu kau sudah ada di tempat ini, bersama orang yang kemarin asing bagimu. Dan kamu merasa bahagia” (hal 101)

“Tawa adalah obat paling manjur untuk kesedihan” (hal 118)

“Cinta yang tulis ialah terapi paling sempurna untuk semua sakit dan duka” (hal 118)

“Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik” (hal 130)

“When you lost one thing, you'll find another for sure” (hal 231)


The favorite! Recommended!



1 komentar:

restieka mengatakan...

Pernah baca..tapi lupa nih akhirnya gimana, bukunya juga hilang.. twistnya keren. Tapi boleh bantu ingatin ga Mba, si Audy itu punya kelainan psikologi apa gimana ya kok bisa kebayang si rose terus?

Posting Komentar

Untuk pengguna anonymous mohon cantumkan nama di akhir komentar :) Terima Kasih^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

The Montage of My Books Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review