Selasa, 26 Maret 2013

[Review] Postcard from Neverland - Rina Suryakusuma

Diposting oleh Fhily Anastasya di 20.49

Judul Buku: Postcard from Neverland
Penulis: Rina Suryakusuma
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 280 Halaman
Genre: Romance (Amore)
Novel Indonesia

Sinopsis


Hidup identik dengan kesulitan. Paling tidak, itulah yang dialami Ami Siswoyo. Gadis cantik, single, muda, tapi dari keluarga kurang mampu. Ami terpaksa putus kuliah di tengah jalan, bekerja jadi pelayan kafe, dilecehkan dan ditawar-tawar orang seperti barang. Memuakkan!

Hanya satu hal yang memberi Ami kekuatan untuk tetap bermimpi dan bisa mengubah nasib, yaitu kartu-kartu pos kiriman almarhum ayahnya yang meninggal di tahun terakhir studi di Jerman.

Sampai pada satu kesempatan, Ami bekerja sebagai pelayan di tempat Joshua Leinard. Pria bule berusia 44 tahun yang peduli padanya ketika semua orang menyudutkannya. Pria yang menghargainya ketika semua orang menyepelekannya. Pria yang mencintainya tanpa pamrih dan memberinya kebahagiaan tanpa batas.

Dan hidup Ami berubah!

Hanya saja, mampukah mereka bertahan dari sejuta rintangan? Mereka hidup di dua dunia yang berbeda. Sanggupkah mereka membangun jembatan untuk menyatukan cinta mereka?

*****

"Kenyataannya, life is not that simple. Mau penghargaan? Lakukan usaha keras untuk mendapatkannya. Fight for it!."


Ya, hidup memang tidak simple itu dibuktikan Ami Amarell Siswoyo, gadis 21 tahun. Saat masih duduk di bangku kuliah semester 5, ayahnya meninggal dan semuanya berubah. Ami terpaksa harus di-drop-out karena tidak bisa membayar uang kuliahnya. Oleh karena itu, Ami sebagai anak tertua harus banting tulang bekerja membiayai kehidupan dia, Mamanya, dan adiknya yang masih berada di bangku SMA, Fiara.
Ami rela bekerja di Lamborghini Cafe, sebagai waitress. Dan hanya karena kelakuan tidak senonoh salah satu pelanggan Cafe tempatnya bekerja yang dengan berani menciumnya. Dan dengan alasan mempertahankan harga diri, Ami berani melawan dengan menendang bagian sensitif pria tersebut. Tapi, untungnya ada bantuan dari seorang lelaki Indo yang walaupun terlambat. Namun, nasib baik tidak berada di tangan Ami. Dia dipecat tanpa pesangon dari kafe tersebut.
Ami harus mencari pekerjaan baru lagi. Dengan Modal kenekatan bersama Lusi sahabatnya, Ami yang hanya mengantongi ijazah SMA melamar di hotel Grand Castella.
Tapi, lagi-lagi penghinaan yang diterimanya. Dia dianggap perempuan murahan yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan posisi yang bagus. Tentu saja Ami menolak mentah apa yang ditawarkan Damarta. Dia pikir siapa dia! Seenaknya memandang rendah Ami.
Disaat-saat seperti itu, tiba-tiba muncul seorang Bule berperawakan seperti Simon Cowell salah satu juri American Idol yang galak nian di hadapan mereka dan membuat si Damarta pucat. Ami memang tidak melaporkannya, walaupun sepertinya lelaki bule itu bosnya. Dia mengambil langkah dan pergi.
Namun, sang satpam memanggilnya dan membawanya di hadapan sebuah ruangan yang bertuliskan "Joshua Leinhard, Directur". Dia di hadapkan kembali pada bule yang mirip Simon Cowell. Dengan sebuah tawaran yang awalnya dia pikir adalah sebuah penghinaan lagi. Tapi ternyata tidak. Itu adalah sebuah peluang untuk Ami bisa mengumpulkan uang. Membiayai pendidikan adiknya dan keluarga kecilnya itu. Ami menerima pekerjaan yang ditawarkan pria Bule bernama Joshua Leinhard dan berumur 44 tahun itu. Memang tidak sepadan dengan kecantikan Ami untuk menjadi Pembantu di keluarga Mr. Leinhard.
Di hari pertamanya bekerja Ami bingung untuk mengenakan pakaian apa. Karena jujur saja, menjadi pelayan sama sekali tidak ada di dalam daftar pekerjaan yang dia inginkan.
Setelah masuk ke dalam kehidupan Mr. Leinhard, Ami tahu banyak hal tentang Mr. Leinhard. Dia ternyata duda beranak satu yang sudah bercerai dari isterinya dua belas tahun silam.
Kebersaam dirinya dan Mr. Leinhard yang lebih senang dipanggil Josh ini akhirnya terangkai. Benih-benih cinta tumbuh di dalam hati keduanya. Tanpa memandang umur dan perbedaan budaya mereka. Ternyata cinta menyusup ke dalam hati keduanya. Sosok Josh yang seperti menggantikan ayahnya di dalam hidup Ami. Dan sosok Ami yang sangat care terhadap Josh. Membuat keduanya yang memang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya terjebak dalam sebuah rasa yang dinamakan cinta.
Di dalam mobil yang menjadi saksi materai cinta mereka.
Awalnya, semua berjalan indah. Josh yang hangat. Ami yang pengertian. Semua tetap berjalan, Ami memang pelayan yang berstatus sebagi kekasih Josh. Ami tidak menceritakan dulu pada Mamanya, Fiara juga sahabatnya Lusi. Dia tetap bungkam dan menyimpan kisah indahnya dengan Josh.
Sampai Dennis Leinhard datang sebagai putra dari Mr. Leinhard. Semua menjadi runyam, kala kecemburuan melingkupi Josh saat melihat Ami bercerita dengan hangat bersama Dennis yang adalah putranya. Dan tentu saja Dennis belum mengetahui bahwa Ami adalah kekasih ayahnya.
Untuk pertama kalinya, mereka bertengkar hebat. Dan untuk pertama kalinya, sebuah hinaan keluar dari mulut Josh yang membuat hati Ami sakit. Bagaimana bisa hinaan itu dikeluarkan oleh kekasihnya sendiri yang berjanji melindunginya dari cercaan?
Namun, untuk kesekian kalinya Josh berasil meyakinkan pada Ami bahwa dia bersungguh-sungguh akan melindunginya apapun yang terjadi karena dia mencintainya. Dan untuk membuktikan pada Josh bahwa dia pun tulus menyayangi Josh. Ami pun menyerahkan yang paling berharga dari seorang gadis pada Josh dengan sukarela.
Ternyata hidup memang rumit, bagaimana jika Dennis ternyata menyimpan perasaan cinta pada Ami? dan ternyata Dennis adalah pria Indo yang membawa bantuan terlambat padanya saat dilecehkan salah satu pelanggan kafe? Bagaimana jika Maggie (mantan isteri Josh) kembali dan ingin rujuk dengan Josh? Bagaimana kisah cinta Josh dan Ami yang dirundung banyak perbedaan dan banyak rintangan? Baca selengkapnya dalam Postcard from Neverland.

***

Kyaaaaa... kisah hidup maupun cinta Ami Siswoyo memang tidak mudah. Dan saya rasa semua manusia pun sama hanya dengan cara yang berbeda. Cuma rada cengo Ami yang berumur 21 tahun mau menjalin hubungan cinta denga duda beranak satu berumur 44 tahun yang berarti beda 23 tahun dengannya(berarti kayak saya dan ayah saya-_____-yaampun). Terlebih lagi memiliki anak lelaki yang usianya hanya setahun lebih muda dari Ami. Mungkin benar, Ami merindukan figur seorang ayah makanya dia jatuh cinta pada sosok yang terpaut jauh dengannya. Dan dengan Josh, Ami mendapatkan semuanya itu.
Disini, saya menemukan contoh sosok sahabat yang baik sama seperti halnya Dianna dalam Jejak Kenangan. Disini ada Lusi yang juga sahabat Ami yang baik dan sangat mendukung Ami.
Cumanya... Saya nggak nyaman saat ada pendeskripsian yang menyebut Josh itu cowok whuuuuaaaaa T_T cocok nggak sih Pria berusia 44 tahun dikatakan sebagai cowok???!!!
Saat muncul juga tokoh Maggie. Saya agak gimana gitu pas tahu Josh cerai hidup. Soalnya biasanya dalam novel-novelnya ci Rina itu memuat banyak pelajaran religi. Tapi kali ini kalau ada Maggie, berarti agak melenceng sedikit dari konsep religi seperti: "Apa yang dipersatukan Tuhan, tidak boleh diceraikan oleh manusia." :p
and well, sepertinya memang ci Rina tidak melupakan hal itu ketika saya tahu sebenarnya. Saya langsung tersenyum.
Meski cerita ini model yang saya bisa tebak tapi saya suka dengan cara pengemasannya. Apalagi seperti biasa dengan akhir yang sweet khas ci Rina.
cuma satu yang jadi pertanyaan saya? KENAPA JUDULNYA MESTI POSTCARD FROM NEVERLAND???? T_T berasa nggak nyambung dengan isinya apalagi disini tidak di ceritakan secara detail tentang postcard-postcard tersebut.
Jujur saja, saya pernah membayangkan sebelum membaca ini, mungkin ceritanya agak sedikit bermain dengan fantasi Ami yang menerima postcard-postcard yang dikira dari ayahnya di Jerman tapi ternyata dari Neverland (?). Yah itu bayangan saya awalnya.

Seperti biasa, suka dengan quotes yang ada di dalam novel-novelnya ci Rina:


"Benar, realitas hidup bukan untuk disesali, tapi dijalani. Suatu hari, jika waktunya tiba, dia akan memperoleh berkatnya juga. Sukses merupakan gabungan waktu Tuhan dan usaha yang dilakukan manusia untuk mencapainya." -- Hal 17-18
"Tidak ada orang yang bisa mengatur, siapa harus jatuh cinta kepada siapa serta pada waktu apa. Begitulah. Kita jatuh cinta dan semua terjadi tanpa rekayasa." -- Hal 76
"The feeling, the journey, the love, they all worth the fight." -- Hal 101
"Yesterday is a past, there's nothing you can do about it. Tomorrow is a future, it's beyond your ability to control. But today is a gift, Ami, for you to enjoy and be grateful of it. That's why it's called a present." -- Hal 120 (sekilas mengingatkan saya pada quote dari Bill Keane)
"Jangan pernah menghakimi orang dari apa yang kamu lihat." (Josh) -- hal 237
"Ada saatnya kita berjuang untuk mempertahankan seseorang yang kita cintai. Dan ada saatnya juga kita berjuang untuk merelakan hati melepas seseorang, hanya karena kita tahu yang kita lakukan itu benar." -- (Lusi) -- hal 250



4 of 5 stars :)


Love will find the way

0 komentar:

Posting Komentar

Untuk pengguna anonymous mohon cantumkan nama di akhir komentar :) Terima Kasih^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

The Montage of My Books Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review